Vaping dapat berperan dalam melawan kanker dan penyakit terkait tembakau lainnya.
Untuk melihat bagaimana hal tersebut dapat terjadi, kita dapat melihat contoh yang diberikan oleh Prancis, Inggris, dan Selandia Baru. Negara-negara ini dianggap sebagai pemimpin global dalam pengendalian tembakau dan memiliki tingkat perokok yang menurun. Negara-negara ini mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap vaping saat pertama kali diperkenalkan, tetapi di manakah mereka sekarang?
PRANCIS
Santé Publique France - badan kesehatan masyarakat pemerintah Prancis - menjalankan kampanye online yang mendorong perokok untuk beralih ke vaping. Kampanye ini - di halaman webnya - berusaha untuk memberikan informasi yang akurat tentang vaping dan pengurangan dampak buruk bagi mereka yang membutuhkannya. Sarannya untuk perokok sangat jelas: "jika Anda menggunakan vape, lebih kecil kemungkinan Anda untuk mengembangkan masalah kesehatan yang serius".
United Kingdom
Departemen Kesehatan Inggris telah melakukan penelitian secara ekstensif tentang produk vaping. Pada tahun 2015, badan tersebut menyatakan bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ada, vaping "setidaknya 95% lebih tidak berbahaya daripada merokok" dan meminta para perokok untuk mencoba teknologi tersebut jika mereka tidak dapat berhenti merokok dengan cara lain. Badan tersebut telah mengulangi pesan ini di setiap tahun berikutnya, termasuk pada tahun 2021.
SELANDIA BARU
Pemerintah Selandia Baru telah meluncurkan situs web untuk menginformasikan kepada para perokok yang ingin berhenti merokok tentang produk vape. Situs ini - vapingfacts.health.nz – menjelaskan bahwa vapeadalah alat yang berguna untuk berhenti merokok dengan cara yang mudah diakses: "Berhenti merokok bisa jadi sulit. Vaping adalah cara untuk berhenti merokok dengan mendapatkan nikotin dengan lebih sedikit kandungan racun dari pembakaran tembakau."
